Tuesday, July 28, 2015

Ingin Berwirausaha, Mengapa tidak

Sejak kecil saya tidak mempunyai cita-cita ingin menjadi apa nantinya kalau sudah besar. Bahkan sampai saya menginjak bangku SMA dan kuliahpun saya belum ada gambaran jelas di otak tentang tujuan hidup saya, terutama yang berkaitan dengan pekerjaan.

Keinginan saya waktu itu yang penting saya bisa bekerja, apa saja yang penting bisa kerja dan dapat duit, sukur-sukur duitnya banyak. He..he..

Akhirnya sayapun bisa bekerja sesuai harapan saya, saya pernah bekerja di beberapa perusahaan berbeda dari sekedar coba-coba sampai menjadi sebuah tuntutan kebutuhan hidup.

Bekerja memang lebih baik dari pada menjadi pengangguran walaupun tekadang merasa ada sebuah paksaan karena tidak sesuai dengan harapan bahasa kerennya adalah passion.

Tetapi setelah merenung, dipikir-pikir, menjadi karyawan memang tidak enak menurut saya. Bayangkan saja kerja dari jam tujuh pagi pulang jam empat sore belum lagi kalau lembur bisa sampai pulang malam. Tetapi dengan gaji yang sudah ditentukan kisaran UMR/UMK. Jadi sekeras apapun kerja kita, bayarannya sudah dipatok sebatas itu. Huff...

Jadi waktu kita hanya habis di tempat kerja/kantor dan sedikit waktu yang dihabiskan dengan keluarga. Satu minggu liburnya hanya satu hari belum lagi kalau ada lembur.

Jadi bisa dikatakan waktu kita terikat. Belum lagi kalau bosnya tidak sesuai dengan hati kita, penuh dengan tekanan dan lebih menyebalkan lagi kalau dimarahi, ini salah, itu juga salah. Sebenarnya apa si yang diinginkan atasan?. Huff... lagi.

Dan masih banyak lagi hal-hal yang tidak mengenakkan menurut saya.

Itulah beberapa alasan yang membuat saya terinspirasi :) dan membuat saya ingin menjadi pengusaha tepatnya berwirausaha.

Bayangkan saja, waktu kita fleksible karena kita sendirilah yang mengatur waktunya. Mau masuk atau mau libur sesuai dengan kebutuhan. Tapi jangan libur terus nanti kapan majunya. Bisa menghabiskan waktu lebih untuk keluarga dan orang-orang dtersayang tentunya.

Tidak ada yang mengatur dan memarahi kita karena kitalah atasannya. Masa jeruk minum jeruk bos marahin bos. Kita juga mempunyai tanggung jawab penuh atas usha kita. Berbeda kalau saya jadi karyawan kadang ada perasaan yang penting kerja dapat duit, perusahaan mau maju atau tidak masa bodoh.

Untuk masalah uang, tentunya hitungannya bisa dapat gaji melebihi kerja kantoran kalau sudah berjalan dan sudah berkembang.

Demikianlah beberapa alasan yang mendasari mengapa saya saat ini mempunyai keinginan kuat untuk menjadi seorang pengusaha, apapun jenis usahanya bisa apa saja yang penting halal dan tidak merugikan orang lain.

Buat apa kita berebut dan bersaing untuk mencari pekerjaan (menjadi karyawan -red) yang jumlah pesaingnya semakin tahun semakin banyak? Kenapa kita tidak menciptakan lapangan kerja itu sendiri? Dan bukannya tidak mungkin kalau nantiny kita bisa menciptakan lapangan pekerjaan bagi mereka yang membutuhkan.

Tulisan ini hanyalah fiksi curahan hati jadi mohon dimaafkan apabila ada satu, dua, tiga patah kata yang kurang berkenan. Semoga bermanfaat.

No comments:

Post a Comment